Analisis Penelitian Moral Kehidupan Film The Little Prince (2015)

 

Poster Film The Little Prince (2015)

PENDAHULUAN

            Film mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (Message) di baliknya, muatan pesan tersebut dibangun dengan banyak tanda (Sobur, 2009). Berdasarkan hal tersebut film dapat menjadi peran yang besar pada para penontonnya dengan memberikan makna pada film yang ditayangkan. Seiring berjalannya waktu dan kemajuan teknologi yang ada pada saat ini juga mempengaruhi dunia perfilman dalam memproduksi film dengan menggunakan media teknologi digital yang lebih canggih. Salah satu contoh pemutakhiran pada dunia perfilman yaitu proses pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang lalu diproses dengan menggunakan komputer dan grafika komputer yang bergerak atau biasa kita sebut film animasi.

            Pada tahun 2015 Paramount Pictures merilis sebuah film animasi berjudul Le Petit Prince atau lebih di kenal dengan judul internasionalnya yaitu The Little Prince. Film garapan sutradara Max Oxborn yang sebelumnya telah sukses mendunia Kungfu Panda ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama yang ditulis oleh penulis asal Prancis bernama Antoine de Saint-Exupéry. Novel ini sebelumnya pun telah memiliki banyak peminat sejak diterbitkan pada tahun 1943 dalam versi bahasa Inggris. Selain itu novel ini juga berhasil terjual 140 juta kopi di seluruh dunia serta diterjemahkan lebih dari 250 bahasa yang menjadikannya sebagai buku Prancis yang paling banyak diterjemahkan. Kesuksesan ini berlanjut bahkan setelah diadaptasi dalam bentuk film animasi dengan meraup keuntungan sebesar US $97 juta dan berhasil menembus Box Office.

            Hal ini sepadan mengingat film yang ditayangkan perdana pada 22 Mei 2015 di Festival Film Cannes ke-68 ini dalam produksinya Paramount Pictures tidak mengeluarkan biaya yang tanggung-tanggung, yaitu sebesar US $77 juta. Dengan pencapaian tersebut menjadikan film The Little Prince animasi Prancis tersukses di luar negeri sepanjang masa. Film adaptasi dari Novel karya Antoine de Saint- Exupéry ini mempunyai plot yang sangat menarik dan membuat para penonton harus berpikir untuk memahami plot atau jalan cerita, bukan hanya itu saja tetapi penonton juga dibuat berpikir dalam memahami makna yang terkandung di dalam film The Little Prince ini.

            Film The Little Prince bercerita tentang kisah seorang Gadis kecil dan Pilot. Menceritakan kisah si Gadis kecil yang menjalani kesehariannya dengan aturan serba sempurna oleh Ibunya sendiri. Aturan dan rencana yang di buat Ibunya itu bertujuan agar anaknya dapat meraih nilai yang tinggi untuk bisa masuk ke sekolah terkemuka yaitu, Weth Academy. Pada suatu hari, ia bertemu dengan tetangganya, seorang Kakek Tua pensiunan Pilot. Sang Kakek Tua pun memperkenalkan Gadis Kecil pada dunia yang luar biasa di mana tidak ada hal yang tidak mungkin di dalam kehidupan. Setelah pertemuan mereka, Gadis Kecil menjadi larut dalam cerita Pensiunan Pilot tersebut.


RUMUSAN MASALAH

  • Apa yang menjadikan film ini menarik?
  • Kandungan moral apa yang terdapat film ini?
  • Tujuan film ini dibuat?


TUJUAN

  • Film mempunyai plot yang sangat menarik karena membuat para penontonnya harus berpikir untuk mengetahui apa makna yang terkandung di film ini. Film ini dimulai hampir identik dengan novel. Narator merefleksikan gambar masa kecilnya yang aneh, menarik perhatian khusus pada orang dewasa yang berpikiran literal yang menolak imajinasinya.
  • Film ini juga menceritakan ikatan emosional yang dikeluarkan seorang orang tua dengan putrinya sangatlah terasa dan dalam, dengan beberapa dialog batin yang cukup menarik para penonton untuk terbawa arus dalam cerita film tersebut, hal ini yang membuat film tersebut cukup menarik, lalu pada alur cerita yang diceritakan sangatlah rapi disusun sehingga membuat film ini tampak tidak membuat para penonton terkantuk kantuk, film ini sangat penuh dengan kandungan makna yang sangat berharga dan mengenalkan arti kehidupan, batin, dan pemikiran seorang orang tua dengan anaknya. Semua imajinasi yang dibangun oleh sang gadis berdasarkan sudut pandang The Little Prince maupun emosi yang dibentuk para tokoh dalam film ini merupakan bentuk aspek Ontologi Idealisme yang abstrak dan tidak dapat dirasakan oleh indrawi.
  • Dari yang telah di sebutkan bahwa film ini menceritakan tentang keseharian gadis kecil yang bertetangga dengan seorang pria tua yang dahulu berprofesi sebagai seorang pilot. Si gadis kecil diperlakukan tidak sewajarnya oleh Ibunya sendiri, Ibunya telah membuat rencana yang sangat panjang untuk mempersiapkan masa depan anaknya tetapi, strategi dan rencana yang dibuat olehnya seakan-akan menghancurkan masa kecil anaknya tersebut, hal ini dapat di analisis bahwa perilaku karakter Ibu dari si gadis kecil tidak seharusnya dapat di contoh dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari karena, hal tersebut dapat merenggut waktu yang berharga bagi seorang anak di mana pada usia tersebut seharusnya menjadi moment berharga.

ISI

            Dalam artikel ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif (Saryono, 2010). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang cenderung bersifat deskriptif dan analisis. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan mendalam, melalui pengumpulan data yang mendalam. Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini adalah, berdasarkan dari artikel-artikel, jurnal, skripsi ataupun tesis yang sudah ada sebelumnya.



            Begitu pula dengan artikel ini yang menggunakan teknik observasi, analisis, pengamatan berdasarkan sumber data yang riil seperti artikel, jurnal dan skripsi. Tujuan digunakannya metode kualitatif guna mengetahui korelasi dan hasil analisis antara film The Little Prince dari segi aspek filsafat yaitu, ontologi, epistemologi dan aksiologi. Hasil metode dengan teknik observasi dan sumber data dokumen menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif ini berupa fakta ataupun teori yang berdasarkan secara umum, mau itu entah kapan pun dan di mana pun jika fakta itu berlaku, korelasi antara teori dengan objek yang dianalisa adalah berjenis numerik dan statistik lalu metode ini bersifat kualitatif yang bertujuan menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, melakukan generalisasi aktivitas sosial yang diteliti.

KESIMPULAN

            Dalam kesimpulan bahwa film The Little Prince tersebut menceritakan kisah Gadis kecil yang menjalani kesehariannya dengan aturan serba sempurna oleh Ibunya sendiri, aturan dan rencana yang di buat Ibunya itu bertujuan agar anaknya dapat meraih nilai yang tinggi untuk bisa masuk ke sekolah terkemuka yaitu, Weth Academy. Pada suatu hari, ia bertemu dengan tetangganya, seorang Kakek Tua pensiunan Pilot. Sang Kakek Tua pun memperkenalkan Gadis Kecil pada dunia yang luar biasa di mana tidak ada hal yang tidak mungkin di dalam kehidupan. Setelah pertemuan mereka, Gadis Kecil menjadi larut dalam cerita Pensiunan Pilot tersebut. Emosional batin yang di tunjukan dalam film tersebut sangatlah kental dan dalam, karena dalam film tersebut sangatlah mencerminkan kehidupan hubungan orang tua dengan anak pada dunia kenyataan, hal ini menunjukkan untuk setiap orang tua harus lebih memperhatikan lagi dalam memberi arah kehidupan kepada anaknya.

            Film ini mengandung makna yang sangat dalam tentang perikatan batin seorang ibu dengan anaknya, agar kehidupan anaknya yang akan datang menjadi lebih baik, akan tetapi dalam proses penyampaian yang salah mengakibatkan si Gadis kecil ini tertekan. Keterkaitan Aspek Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi pada film ini juga sangat banyak terkandung yang melahirkan beberapa ilmu pengetahuan dan berupa teori melalui cerita dan visual yang tepat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMIOTIKA: Petanda dan Penanda dalam sehari-hari

KAJIAN SENI RUPA DALAM DINAMIKA SOSIAL

Analisis Visual Branding Novel “Pocong Juga Pocong” oleh Arief Muhammad